Budaya jujur terus disuarakan
oleh berbagai kalangan. Kemarin (13/11) kampanye jujur dilakukan sivitas
akademika Universitas Terbuka (UT), Unit Program Belajar Jarak Jauh
(UPBJJ) Jogja. Mereka menyerukan semangat jujur ora ajur dalam yel-yel.
Tiga poin utama disampaikan dalam
deklarasi. Menjaga harga diri dengan berlaku jujur, tidak menyontek,
tidak curang dan antiplagiasi. Mereka juga berkomitmen jujur
mengapresiasi karya atau sumber ilmu lain. Serta berjanji menjadi garda
depan kejujuran dan antikorupsi sebagai bagian dari integritas bangsa
Indonesia.
Kepala Satuan Pengawasan Internal UT Hasmonel berharap, gerakan yang diinisiasi mahasiswa UT Jogja tersebut akan berdampak luas.
Dikatakan, saat ini yang sering terjadi,
orang dihargai karena materi. Karena itu, mereka berlomba mencari
materi dengan segala cara. Termasuk nekat menggadaikan kejujuran.
“Harapan kami mulai sekarang itu berubah. Bukan lagi kepada materi,
namun integritas, kejujuran, komitmen, dan akhlak yang baik,” ungkapnya
di sela kampanye gerakan jujur ora ajur di Kampus UT, Jalan Bantul No.81, Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Jogja.
Kepala UT Jogja Dyah Astuti mengklaim,
kampanye kejujuran sudah lama dipraktekan di UT. Salah satunya saat
ujian. Menurut Dyah, ada sistem untuk mendeteksi terjadinya plagiat atau
tindakan menyontek dalam setiap ujian digelar secara komputerisasi.
“Jika ada mahasiswa yang join, pasti kami kasih nilai E. Pasti ketahuan
oleh sistem deteksi itu,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga (Disdikpora) DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengaku gerakan
jujur ora ajur bisa menjadi oase ditengah masih banyaknya perilaku
curang di masyarakat. “Semakin banyak yang kampanye tentu lebih banyak
pula yang ikut dan mempraktikkannya,” ujar Aji.
Sumber : radarjogja.co.id