Sebanyak 16 tenaga kerja Indonesia (TKI) menjalani prosesi wisuda
Universitas Terbuka (UT) untuk yang pertama kalinya diselenggarakan di
luar negeri. Mereka adalah mahasiswa Unit Program Belajar Jarak Jauh
(UPBJJ) Universitas Terbuka Batam Kelompok Belajar Malaysia dan
Singapura yang telah menuntaskan perjuangannya meraih jenjang sarjana
strata satu (S1).
Salah satu TKI yang turut di wisuda pada kesempatan tersebut
adalah Imam Basuki (40). Pria beranak satu asal Desa Ngampel, Kecamatan
Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tersebut merantau ke negeri
jiran sejak lima tahun lalu.
"Tentunya setelah mendapat gelar ini agar saya mempunyai nilai tawar yang lebih terhadap majikan," ujarnya penuh semangat.
Saat merantau ke Malaysia, pria yang beristrikan wanita asal
Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat tersebut, sebelumnya tidak
membayangkan bakal bisa melanjutkan kuliah hingga berhasil menyandang
gelar sarjana strata satu.
Imam ketika pertama kali merantau bekerja di Gan Oil Palm
Contract Works. Sebuah perusahaan kepala sawit yang beroperasi di Negara
Bagian Pahang. Kerja keras dan ketekunannya membuat dia dipercaya
sebagai mandor di perkebunan tersebut.
Seiring perjalanan waktu dia kemudian dipercaya oleh majikannya
menjaga rumah sarang burung walet hingga sekarang. Di sela-sela waktunya
tersebut dia manfaatkan waktunya untuk belajar secara online dan
majikannya tidak melarangnya untuk belajar.
Perkenalannya dengan dunia perguruan tinggi dia peroleh secara
tidak sengaja saat membaca pengumuman tentang Universitas Terbuka (UT)
pada sebuah koran di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, saat dia pulang ke
Tanah Air melintasi Pelabuhan Skupang - Batam Center.
Rencananya setelah kontraknya habis dia akan pulang ke Indonesia
untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dan berharap bisa mengabdi kepada
masyarakat.
"Kalau kerja faktor umur ndak memungkinkan. Berdasarkan jurusan
yang saya ambil ilmu pemerintahan, mungkin bisa mencoba untuk
jabatan-jabatan seperti kepala desa atau apa dalam pemerintahan,"
katanya berharap.
Imam merupakan tipikal pekerja keras. Tiap bulan dia sudah
mendapatkan gaji 2.000 RM (Ringgit Malaysia), namun hal itu tidak
membatasinya untuk berwirausaha dengan menyewa lahan petani setempat.
"Selain mengurus sarang burung walet, saya sewa lahan pertanian,
saya tanami pisang, pepaya dan tanaman-tanaman jangka pendek dan
hasilnya lebih besar dari gaji saya bisa mencapai 4.000 RM per bulan.
Hasil pertanian itu dijual ke agensi pemerintah yang selalu membeli
hasil petani," katanya.
Salah seorang wisudawan dari Singapura, Ruliani, mengaku syukur
dan bangga karena berhasil menyelesaikan S1 Sastra Inggris dalam jangka
empat tahun.
"Saya bangga selaku TKI dari Singapura bisa meluangkan waktu
antara belajar dan bekerja. Kami di UT diberikan kemudahan online dan
majikan saya memberikan izin. Kami dipinjami laptop dan lainnya," kata
pembantu rumah tangga ini.
Dia mengatakan usai wisuda dirinya ingin ke jenjang yang lebih tinggi atau pulang ke Indonesia. "Kontrak saya tahun depan selesai. Setelah itu ingin melanjutkan
atau kembali mengabdi di Indonesia. Selama empat tahun bekerja majikan
selalu memberikan dukungan," katanya.
Sumber : Okezone.com