MANADO – Universitas Terbuka Manado menggelar
seminar bedah buku ‘Kasih Yang Terhilang’ karya Seorang mahasiswa
Universitas Terbuka Manado yang juga Novelis Muda Weddy C. Pongoh pada
Sabtu (10/12).
“Karya tulis pertama di Sulut yang ditulis seorang Mahasiswa,” kata
Pengamat Sastra dan penulis Reiner O. Ointoe yang juga menjadi pembicara
bersama Dr Djeinnie Imbang seorang Dosen di Fakultas Ilmu Budaya Unsrat
pada seminar tersebut.
Menurutnya, sepanjang yang diketahuinya, perguruan tinggi di Sulut
khususnya Manado, belum ada yang meluncurkan karya tulisan, baik berupa
novel, buku atau karya ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit lokal dan
ditulis oleh penulis lokal.
“Nah saya kira ini merupakan kejutan akhir tahun 2016 ada seorang
mahasiswa yang berhasil menulis sebuah novel. Karena setahu saya,
penulis lokal di Sulut baru sekitar 10 orang yang sudah menuliskan
bukunya dari tahun 70-an sampai tahun kontemporer ini,” tandasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa belum pernah ada karya dari seorang
mahasiswa di sulut yang dibedah. “Kalau dosen tidak masalah, tapi ini
mahasiswa loh, mahasiswa yang sudah berani berkarya, novelnya lagi, itu
poinnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Universitas Terbuka (UT) Manado, Muliadi Imung
mengatakan peningkatan atmosfer akademik mahasiswa itu sangat penting.
Dari beberapa kajian yang sudah dilakukan baik berupa pelatihan, diklat
dan lainnya, ada celah atau peluang untuk memberikan kegiatan seperti
bedah buku.
“Kebetulan sekali Weddy Pongoh adalah mahasiswa UT, dan ini
menandakan UT bisa memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk
berkarya,” ujarnya.
Kegiatan ini lanjutnya, merupakan pangkal tolak, awal daripada untuk
melakukan bedah buku yang lainnya yang tidak hanya terbatas kepada
kesusastraan. Apalagi bedah buku ini baru pertama kali dilakukan 34 UT
di 34 provinsi di Indonesia serta 39 kantor yang juga melayani mahasiswa
UT di luar negeri di 15 negara.
“Barangkali juga kita bisa membedah buku yang relatif lebih
memerlukan pemikiran jauh seperti FB misalnya atau buku-buku lain yang
berkenaan dengan kebudayaan.
Mudah-mudahan UT bisa membuat gagasan dan ide yang lebih luas lagi,” pungkas Muliadi.
Sumber : Manado Online