Gubernur Ingin Program Kuliahkan Kades Segera Direalisasikan

Keinginan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kepala desa (kades), melalui peningkatan pendidikan, kembali dilontarkannya. Namun, kali ini bukan dilontarkan kepada para kades atau masyarakat umum, melainkan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng.

“Saya ingin agar beasiswa untuk para kades ini bisa mulai dianggarkan tahun ini (2017). Kalau kemarin tidak sempat di APBD murni, upayakan bisa masuk nanti di perubahan,” kata Sugianto saat bertemu dengan para pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan, pekan lalu.


Ditegaskan Sugianto, programnya untuk menguliahkan para kades ke jenjang pendidikan sarjana (S1) itu merupakan salah satu upaya mempercepat pembangunan di Kalteng. Pasalnya, salah satu cara untuk membuat desa semakin maju adalah dengan dipimpin oleh aparatur desa yang ber-SDM cakap.

Terlebih menurut dia, saat ini banyak kepala desa yang hanya memegang ijazah SMA.  Sementara di lain pihak, para kades juga dituntut dengan tanggung jawab yang besar seperti mengelola anggaran yang tidak sedikit, misalnya Dana Desa dan ADD.

“Untuk bisa mengelola itu dengan baik, tentunya diperlukan SDM yang baik juga, salah satunya melalui pendidikan,” tegas Sugianto.

Untuk memuluskan program itu, lanjut Sugianto, dirinya juga akan mengajak para bupati/wali kota se-Kalteng agar bisa mendukung. Karena itu, ia meminta Kepala Dinas Pendidikan Kalteng untuk membuat skema penganggaran dalam APBD, termasuk formula sharing dengan kabupaten.

Selain itu, Sugianto juga menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan agar menindaklanjuti kerja sama dengan universitas terbuka yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.

“Saya ingin dengan kualitas SDM aparatur desa yang bagus, nantinya akan berdampak pada peningkatan pelayanan, khususnya terkait pelayanan administrasi publik maupun pengembangan masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya pada 7 Oktober 2016 lalu, Gubernur Kalteng dan Universitas Terbuka menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Undestanding (MoU) terkait program peningkatan kualitas SDM di perdesaan.

Dalam MoU itu selain program menguliahkan kades, juga termasuk untuk menyekolahkan pemuda-pemudi desa yang tidak mampu dan jauh dari akses perguruan tinggi. “Dengan adanya program ini saya harap bisa membantu masyarakat kita. Mereka tidak harus keluar kampung meninggalkan keluarganya, namun di lain pihak tetap bisa belajar atau kuliah,” ujarnya.

Target awal yang ditetapkan Sugianto dalam masa jabatannya, setidaknya ada 5 ribu sarjana yang bisa dibantu pemerintah. (c3/nto)